14 Sep 2016

Dear Diera...

0

“ menyimpan rasa cintamu itu sama saja kamu menyakiti dirimu sendiri. maka jangan salahkan orang yang kau cinta atas sakit yang kau rasa. – Adias “

Soekarno Hatta International Airport
23 September 2015 (06.00 AM)

“ adias, udah siap berangkat ? “ , tanya seorang ibu kepada seorang anak laki-laki
“ bentar, bun. Diera belom dateng nih “ , jawab anak laki-laki yang bernama Adias itu
15 menit kemudian, seorang anak perempuan datang dengan gayanya yang santai. Ia langsung menghampiri Adias. Iya, anak perempuan itu bernama Diera. Seseorang yang sudah ditunggu kehadirannya oleh Adias sebelum keberangkatannya ke Belanda
“ aku kira kamu nggak bakal dateng “ , ujar Adias
“ maaf aku telat. Kamu belom check in? “ , ujar Diera dengan senyum kecilnya
Adias langsung memeluk Diera,
“ aku nunggu kamu. makasih kamu udah mau dateng. Jaga diri kamu baik-baik ya. “ ,
“ dan pada akhirnya kamu pun memutuskan untuk pergi, seseorang yang aku sayang. seharusnya aku tidak membiarkan hatiku terbuka untukmu “ , Diera berujar dalam hati
“ aku pergi ya “ , pamit Adias sembari melepaskan pelukannya
“ iya hati-hati. Jaga diri kamu juga “ ,

1 tahun berlalu..
23 September 2016

Pagi yang cerah untuk memulai hari dengan penuh semangat. Kicauan burung dan cerahnya sinar matahari menyapa di hari ini. Seperti biasanya, hari ini tanggal 23 September Diera yakin akan ada tukang pos yang datang memberikan surat untuknya. Benar saja, tukang pos itu datang dan langsung mengetuk pintu rumah kos Diera. Diera keluar dari kamarnya dan langsung menemui tukang pos itu. Diera menerima surat beramplop biru muda dan membawanya masuk ke kamar. Ternyata, Diera tidak langsung membuka surat itu, ya seperti biasa surat itu disimpan oleh Diera di dalam sebuah kotak. Terlihat tumpukan surat beramplopkan sama seperti yang baru saja diterimanya. Ya..Diera memang sengaja tidak membuka surat itu. Ia memang menerima surat itu tapi tidak untuk membacanya. Diera hanya memandangi kotak berisi tumpukan surat-surat itu dan kembali menyimpannya ke dalam lemari.

Tak lama Diera keluar dari kamarnya dan menuju ke cafe tempatnya bekerja. Sesampainya di cafe, Diera langsung mengganti pakaiannya dengan seragam cafe tersebut. Diera langsung menuju kasir tempat ia bertugas
“ selamat pagi, mau pesan apa? “ , sapa Diera dengan senyum kepada pelanggan yang datang
“ saya pesan cappuccino 1 “ ,
“ hot or ice, mbak ? “ ,
“ hot aja “ ,
“ oke, hot cappuccino 1 ya. Totalnya 15.500 “ ,
Pelanggan tersebut memberikan selembar uang 20 ribuan, Diera pun langsung menerima uang tersebut dan menyiapkan pesanan pelanggan. Waktu pun telah menunjukkan pukul 12 siang, itu berarti waktunya Diera istirahat. Diera pun langsung menuju ke balkon lantai atas café dengan membawa satu cup ice cappuccino kesukaannya. Diera memejamkan matanya sembari menikmati angin yang berhembus pelan.
“ selalu dan selamanya ice cappuccino di siang hari “ , ujar seorang lelaki
Suara itu cukup mengagetkan Diera sehingga membuatnya terbangun. Ya..benar saja Diera langsung berdiri dan terdiam saat melihat sesosok lelaki tengah berdiri di hadapannya. Bukan orang jahat. Dia orang yang dikenal baik oleh Diera. Ya..dia adalah Adias, lelaki yang 1 tahun lalu pergi meninggalkan Diera
dia kembali.. dia benar-benar kembali “ , benak Diera tak percaya
“ hai, Die.. kamu apa… “ ,
“ maaf, aku harus balik kerja. Permisi “ , Diera memotong perkataan Adias dan langsung pergi meninggalkan Adias
Adias terlihat kebingungan. Dia bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Diera. Kenapa Diera pergi begitu saja meninggalkannya. Dia terlihat tidak bahagia dengan kembalinya Adias. Kepala Adias dipenuhi pertanyaan akan rasa penasarannya terhadap sikap Diera yang dinilainya berubah. Adias yang sangat penasaran pun mencoba mencari tahu. Dia langsung turun ke bawah mencoba menemui Diera, namun tak sesuai yang diharapkannya, jam kerja Diera ternyata telah berakhir. Diera sudah pergi. Adias pun mencoba mengejar Diera karena menurut informasi dari rekan kerja Diera bahwa Diera belum lama pergi, maka Adias pun mencoba untuk mengejar Diera. Benar saja, Adias melihat Diera sedang berjalan dengan langkah yang cukup cepat, dengan sigap Adias lari dan menahan tangan kanan Diera. Diera terkejut..
“ kita harus bicara, Die. Please “ , Adias memohon kepada Diera
Diera melepaskan tangan Adias dari tangannya
“ aku sibuk, Adias “ ,
“ oke, kita bicara nanti. Malam ini, aku tunggu kamu di tempat biasa “ ,
Diera tidak menanggapi Adias. Diera hanya diam dan berlalu begitu saja. Hingga malam tiba, terlihat Adias yang telah menunggu Diera di sebuah taman kota. Waktu terus berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda jika Diera akan datang menemuinya malam ini. Rasa penasaran Adias pun semakin menjadi karena merasa Diera yang menjauh dari dirinya.

Keesokan paginya, Adias telah berada di depan rumah kos Diera. Diera yang saat itu membuka tirai jendela kamarnya pun melihat Adias berada di depan rumah kosnya. Diera pun berusaha untuk membuat Adias pergi dengan meminta bantuan teman kosnya untuk menanyakan kepada Adias sedang menunggu siapa jika menunggu Diera maka katakan jika Diera sudah pergi bekerja. Teman kos Diera pun menghampiri Adias dan mengatakan sesuai dengan yang diminta Diera. Adias terlihat tidak percaya namun selang beberapa menit kemudian Adias pun pergi dari depan rumah kos Diera.

Diera pun berangkat ke café dengan sedikit terburu-buru. Begitu terkejutnya Diera saat melihat Adias masih berada di depan rumah kosnya. Adias belum pergi ternyata. Diera pun mencoba untuk bersikap tenang di hadapan Adias. Adias menggelengkan kepalanya, tak percaya jika Diera melakukan hal ini hanya karena untuk menghindari dirinya.
“ kamu bohong ? “ , tanya Adias
“ maaf. tapi sekarang aku bener-bener lagi buru-buru. Permisi “ , ujar Diera yang langsung berlari. Ternyata Adias tidak berdiam diri, dia langsung mengejar Diera dan menahan tangannya lagi,
“ aku bilang, kita perlu bicara, Die “ , ujar Adias
Diera menghela napasnya,
“ maaf, tapi pekerjaan aku lebih penting “ , seru Diera dengan sedikit ketus
Adias tertegun mendengar ucapan dari Diera. Untuk pertama kalinya, Diera bicara ketus kepada dirinya dan untuk pertama kalinya juga Adias meneteskan air matanya karena Diera. Adias hanya terpaku melihat Diera yang berlalu pergi meninggalkannya.

Di sore hari, Adias kembali mendatangi cafe tempat Diera bekerja. Adias benar-benar menginginkan untuk bisa berbicara dengan Diera. Adias ingin melepaskan semua rasa penasarannya terhadap perubahan sikap Diera kepadanya. Diera yang saat itu telah selesai bekerja pun, berjalan keluar cafe. Di depan cafe, Adias telah menunggu dirinya. Diera lagi-lagi tidak bisa menghindar. Adias pun menghampiri Diera yang saat itu hanya berdiri melihat adanya Adias.
“ Die, please. Aku minta waktu kamu, kita harus bicara “ , ujar Adias memohon kepada Diera
“ kita harus bicara? Nggak ada yang mau bicarain sama kamu, Adias. Jadi, untuk apa? “ ,
“ tapi aku ada, Die. Aku mohon..” ,
“ oke, mau bicara dimana? “ ,
Adias langsung menarik tangan Diera menuju mobil miliknya begitu mendengar Diera setuju untuk bicara dengannya. Diera melepaskan tangannya dari Adias dan langsung berjalan masuk ke mobil Adias. Mereka pun pergi ke taman, tempat yang biasa mereka datangi. Adias pun menghentikan laju mobilnya dan memarkirkan mobilnya di pinggir taman. Mereka pun keluar dari mobil dan langsung menuju sebuah bangku panjang kosong tak jauh dari mobil Adias.
“ mau bicara apaan ? “ , tanya Diera langsung
“ aku buat salah apa sama kamu ? “ , tanya Adias balik
“ nggak ada “ , jawab Diera singkat
“ terus kenapa kamu menghindar dari aku ? “ , tanya Adias kembali
“ karena aku nggak mau kecewa lagi “ ,
“ kecewa? Kecewa kenapa? Maksud kamu, aku bikin kamu kecewa ? “ , Adias kembali bertanya
“ Adias, it has been one year. Its not the time to discuss about that “ , ujar Diera
“ hhh.. ngeliat kamu yang bersikap kayak gini, aku yakin kamu nggak pernah baca surat yang aku kirim buat kamu, iya kan? “ ,
“ iya. Aku nggak pernah membuka ataupun membaca surat-surat itu “ ,
“ oke, untuk saat ini aku udah selesai bicara sama kamu. tapi, satu hal yang aku minta sama kamu. kamu pulang, ambil, buka dan baca surat-surat itu “ , ujar Adias yang langsung pergi meninggalkan Diera
Diera terlihat kebingungan dengan sikap Adias kepadanya barusan. Diera pun memutuskan untuk pulang. Setibanya di kamar, Diera teringat akan perkataan Adias yang memintanya untuk membuka dan membaca surat-surat yang telah ia kirimkan. Diera pun mengambil kotak yang berisi surat-surat itu. Diera tak langsung membukanya, ia menatap kotak itu cukup lama. Ya, Diera berfikir jika ia membaca surat itu maka ia akan kembali terluka. Tapi tidak untuk kali ini, Diera memberanikan diri untuk membaca surat-surat itu. Satu per satu surat-surat itu dibaca oleh Diera. Diera tak berbicara sedikit pun, yang berbicara justru matanya, ya Diera meneteskan air matanya selagi membaca surat-surat itu, hingga Diera pun sampai di surat yang terakhir, tangis Diera pecah saat itu…

Dear Diera,
It has been one year since i left you, right?
Are you okay? Hope you’ll be okay…
I miss you so much, Die…
Is it fun? Finally, I say if I miss you so much
To be honest, i really hope that you’ll be replay my letter
But, the fact is not same as I hope. I dunno why..
I believe on you, I know you have your own reason
But, once again if I can hope to the last time, I want you to replay my letter
Tell me what happened with you, Die..I’m worrying you all of the time..
You know, you’re the special one for me. Although, we’re not in the love relationship
Eventhough I don’t know your feeling…
Next month, I’ll back to Jakarta. Hope, I can meet and talk with you..

Adias.


Keesokan paginya, Diera terbangun dari tidurnya dengan surat Adias yang masih berada di genggamannya. Diera berfikir untuk menemui Adias dan mengembalikan surat-surat itu. Ya, benar saja, surat-surat itu kembali membawa luka untuk Diera. Diera hanya ingin melupakan Adias, karena Diera tahu suatu saat Adias akan kembali pergi darinya dan dia tidak ingin itu terjadi. Menyimpan perasaannya menjadi satu-satunya cara terbaik agar tidak terluka. Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Diera memutuskan untuk bertemu dengan Adias di taman biasa. Diera pun bersiap-siap..

Di taman, Diera telah menunggu Adias datang dengan sebuah kotak berisi surat-surat dari Adias. tak lama kemudian, Adias datang. Adias duduk disamping Diera. Adias bertanya-tanya dalam benaknya tentang apa yang akan dibicarakan oleh Diera. Diera memberikan kotak yang ia bawa kepada Adias.
“ ini kotak apa ? “ , tanya Adias bingung
“ itu surat-surat yang kamu kirim untuk aku. Aku udah baca semuanya “ , jawab Diera
“ terus..?? “ ,
“ aku balikin ke kamu. it makes me hurt “ , jawab Diera dengan mata yang berkaca-kaca
“ kenapa? “ , tanya Adias
“ Adias, jangan tanya kenapa. Aku nggak akan jawab apapun lagi. Sorry “ , ujar Diera yang langsung bergegas pergi namun ditahan oleh Adias
“ menyimpan rasa cintamu itu sama saja kamu menyakiti dirimu sendiri. maka jangan salahkan orang yang kamu cinta atas sakit yang kamu rasa “ , ujar Adias
Diera berbalik, menatap Adias…
“ Adias, kamu yang selalu pergi. Kamu yang selalu ninggalin aku. Jadi untuk apa? Untuk apa aku ngungkapin perasaan aku kalau pada akhirnya kamu pergi ninggalin aku ? “ , ujar Diera hingga meneteskan air mata yang ia coba tahan sedari tadi
“ tapi bukan kayak gini caranya, Die. Kalau kamu nggak mau aku pergi, kamu harusnya bilang sama aku. Aku bisa mempertimbangkan untuk pergi atau nggak “ ,
“ hanya mempertimbangkan kan? Bukan memutuskan. Kamu tahu aku, Adias “ ,
“ Die.. kamu juga tahu aku “ ,
“ iya, aku tahu kamu. makanya aku putusin buat nggak pernah mengungkapkannya. Karena pada akhirnya, kamu akan pergi ninggalin aku “ , ujar Diera
“ tapi, Die.. setidaknya kamu bisa bilang kan perasaan kamu ke aku “ , ujar Adias
“ buat apa? Buat nambah luka? Aku udah sakit karena kamu pergi dan aku harus nambah rasa sakit aku dengan bilang perasaan aku ke kamu? seharusnya, aku nggak pernah biarin hati aku terbuka untuk kamu “ ,
“ Die… “ ,
“ Adias ini bukan dunia harapan kamu, ini bukan dunia yang akan mewujudkan semua harapan kamu. kenyataannya, harapan kamu untuk kita berada dalam satu ikatan cinta itu nggak bisa terjadi. Kamu harus terima itu. akan ada seseorang yang bisa bersama dengan kamu dan menjalin satu ikatan cinta. Tapi bukan aku, Adias. Aku pergi.. jaga diri kamu baik-baik ya “ , ujar Diera yang langsung pergi

Sementara, Adias masih duduk di bangku itu sembari menangis melihat Diera yang akhirnya pergi meninggalkan dirinya. Rasa penasaran Adias memang sudah terjawab tapi rasa penasaran itu justru membawa luka yang sangat dalam baginya. Seseorang yang selama ini special di hidupnya, seseorang yang selama ini dia harapkan akan menjalin ikatan cinta dengannya justru menolak untuk menjalin ikatan itu.

Adias sadar, dirinya dan Diera memiliki prinsip hidup yang berbeda. Jika kebanyakan orang akan berjuang menyatukan dua perbedaan itu tapi tidak bagi Adias dan Diera. Mereka terlalu teguh memegang prinsip hidup mereka. Walaupun pada akhirnya mereka harus merelakan cinta mereka tidak bersatu dan merasakan luka yang membekas di hati keduanya. Tapi, mereka percaya jika suatu saat nanti aka nada seseorang yang bisa bersama dengan mereka dan menjalin ikatan cinta sesuai dengan yang mereka harapkan..




-THE END-

28 Mei 2016

Friends, still counting (2)

0


Welcome back, reader J Friends, Still Counting part 2 is coming guys !! (heboh sendiri). Well, honestly aku paling semangat kalo udah bahas tentang sahabat atau temen-temen terbaik aku. Kalo di Friends, Still Counting part 1 itu describe tentang grup “Abal-Ical”-ku, kali ini aku bakalan bahas tentang mereka para temen-temen terbaik aku saat ini. Just info, sekarang ini aku lagi jadi anak rantau; dimana anak rantau itu mesti bisa beradaptasi dengan lingkungan baru secara mandiri. Nah makanya, selama aku jadi anak rantau, aku mesti pinter-pinter jaga diri, terutama “pertemanan” (kata ibu sih gitu). Selama 2 tahun aku jadi anak rantau, aku punya lumayan banyak temen deket. Tapi ya nggak semuanya bertahan deket sampe sekarang sih (don’t know why? There’re so many reason). Well, apapun penyebabnya, apapun alasannya, apapun kondisinya, I’ve still standing with my principe ® Ketika sudah memutuskan untuk berteman maka selamanya akan menjadi teman apapun kondisinya. Just that!! I don’t care what the other thinks about me, it depends on them. Ceramah yang isinya curhatan nggak jelas udahan dulu ya, kita balik ke point awal dari postingan kali ini yaitu describe tentang temen-temen terbaik aku. Lets start it…..

1.      Laeli Yani Ulfiana
Panggilannya sih yani, tapi aku manggil dia “yanul”. Awal mula aku kenal yanul itu karena satu kelompok praktikum. Never minds, she’ll be my besties now. Awalnya sih nggak deket sama sekali, ya sebatas kenal doang. Nggak tahu kenapa, ngerasa nyambung aja gitu sama dia. Ya walaupun aku sama dia sering banget salah paham tapi its okay, aku sama dia tetep bisa balik lagi kayak dulu. Yanul itu orangnya pinter, masih adik aku ( dia lahir tahun 97 ), bodo amat sama omongan orang, “kebo” (hobi banget tidur), lumayan to the point, takut sama kucing, anak pecinta alam, hobi anime, nggak suka drama korea (kecuali drama korea yang ceritanya nggak romantis). Yanul itu temoat curhatnya aku sampe sekarang. Umurnya emang lebih muda dia tapi curhat sama dia itu cukup melegakan. I’m lucky to have you, nul ^^


2.      Trya Desiana Dewi
Tryul, orangnya moody-an tingkat dewa. dalam 1 jam, moodnya dia bisa berubah drastic 180°. So, kalo sama tryul itu mesti pinter-pinter baca mood-nya dia. Paling sering galau, lumayan baper-an, super duper sibuk, pelupa banget, kadang ngeselin kalo dia udah bikin janji tapi dia juga yang batalin karena dia lupa sama agenda dia sendiri -__- Anaknya pinter, penyuka drama korea, penyuka SUJU sama GOT7 (kalo nggak salah), orangnya baik banget, prinsipnya dia itu “nggak mau punya musuh” . Kalo curhat sama tryul itu bakalan dikasih ceramah sama dia, yang ujung-ujungnya dia yang balik curhat sama kita. But no worry, I’m happy to have you, yul


3.      Novia Ardelia
Panggil aja dia “ Tewong “. Temen SMA aku.. sama-sama ikut PRAMUKA di sekolah. Soulmate LTBB aku nih anak, soalnya sama-sama “mungil”. Tewong itu anaknya pinter, baik banget, asik, ceplas ceplos, tomboy, apalagi ya?? Absurb sih mau jelasin tentang nih anak. Eh, dia anak UGM loh jurusan Teknik Geodesi (sama kayak mbakku). Dia temen terbaik aku pas SMA sampe sekarang sih, sering banget ngerepotin nih anak sama mamanya. Tapi, tetep deh makasih banget sama Tewong dan mama  ter-CINTA yang selalu mau direpotin sama aku ^^


Well, tiga diatas itu adalah temen-temen terbaik aku saat ini. But wait, walaupun tiga diatas aku bilang temen terbaikku bukan berarti temen-temen aku yang lain nggak terbaik loh. Semua yang aku anggap temen, mereka adalah yang terbaik. Cuman until now, just three of them who can accepted me very well beside “Abal-Ical”. Sebenernya susah sih buat aku bisa nemuin orang-orang kayak di “Abal-Ical” but all of us already know if there’s nothing people with the same character, right? So, that’s why I’ll try to find them who can make me comfort first, setelah itu biarkan mengalir layaknya air. Oke, I’ll mention some of my friends beside them; Choffi Yulianti, Aila Cakrawala Annapurna, Lisa Oktapiani, Dessy Wahyuningsih, Aprilia Dwi Haryani, Amin Khasanah, Shella Novarida Dewiyani, Cut Fanny Wahyuni, Ega Abellana Gustika Madriyanti, Rina Dwi Rahmawati, dll. Finally,  Friends, Still Counting part 1 dan 2 selesai…. See you di postingan aku selanjutnya yaa ^^





Happy Reading, guys….

Friends, still counting (1)

0


Teman? Sahabat? Atau apapun kalian menyebutnya, yang jelas mereka adalah orang-orang yang akan memberikan tangannya untuk merangkul kita, memberikan pundaknya untuk kita bersandar, memberikan waktunya untuk mendengarkan keluhan kita, memberikan candaannya untuk menghibur kita, memberikan peringatan saat perbuatan kita melewati batas. Iya. Mereka adalah teman ataupun sahabat yang baik. Kalo mau nuntut yang sempurna nggak mungkin lah ya.. apalagi kita sendiri belum tentu sempurna. Bagi seorang introvert ataupun orang yang tertutup memiliki seorang teman atau sahabat sudah cukup baginya. Tetapi bagi kita yang mudah bergaul tentu memiliki banyak teman atau sahabat (kata orang sih gitu). Just info, aku itu bisa dibilang orang yang introvert. Introvert disini, bukan maksudnya menutup diri dari lingkungan luar loh ya. In fact, aku orang yang cukup welcome sama lingkungan baru, cuman terkadang aku merhatiin kondisi; maksudnya kondisi disini itu adalah aku merhatiin kira-kira kalo aku ada di lingkungan itu, “apa yang bakal terjadi sama aku?” “nyaman atau nggak sih aku disini?”. Yes, bakal banyak pertimbangan yang aku pikirin. That’s why I just have some of bestfriend. Until now, I think just all of them who can accepted me very well. Oh iya, sebelum nyeritain sahabat-sahabat aku, aku mau kasih tahu sama kalian. Aku itu punya grup ya bisa dibilang “gank” lah tapi grup kita itu positif impact banget. Namanya “Abal Ical”. Penasaran nggak sih sama namanya? Kok namanya aneh banget ya? Itu nama nggak tahu sih asalnya darimana wkwkwk. Abal Ical itu ada 8 orang ( 5 cewek 3 cowok ), dan kita ber-8 itu nggak ada yang satu sekolah, umur kita juga bervariasi loh. That’s why, I feel so comfort with them. Love banget deh sama mereka ber-8. So, aku disini pengen berbagi cerita tentang temen ataupun sahabat yang aku punya (semoga mereka juga punya anggapan yang sama kayak aku ..)

1.      Sri Ayu Anggun Lestari
Namanya cantik, kayak orangnya (ajeng please jangan ge-er). Panggil aja dia Ajeng (nama panggilan sama nama panjangnya nggak nyambung -_-). Seorang atlet karate, orangnya jutek (kalo belom kenal), tegas banget, pinter, tomboy. Anak ke 2 dari 4 bersaudara. Kita temenan dari TK dan sekarang kita lagi sama-sama kuliah. Kalo diitung sekitar 15 tahunan lah temenan sama dia. Rumah kita berdua juga deketan ya tapi gak deket-deket banget sih. Eh iya, kita juga satu SMP dulunya. Awalnya kita nggak terlalu deket, ya cuman kenal sama temenan biasa doang. Nggak tahu awalnya dari mana tiba-tiba deket banget, sering ngobrol, cerita-cerita bareng, kegiatan bareng ( pas SMA kita sama-sama ikut PRAMUKA walaupun beda sekolah), main bareng, jalan bareng. Nah dari situ kita semakin deket dan sahabatan sampe sekarang nih (semoga selamanya…aminn).  Kata orang sih “ kalo udah sabahabatan lebih dari 7 tahun maka persahabatan itu akan berlangsung seumur hidup “ (berharap terjadi!!). Dia sekarang jadi pribadi yang lebih baik, berkembangnya cepet banget nih anak (semoga aku bisa cepet berkembang kayak dia deh). Kalo buat aku sih Ajeng tuh paket komplit, bisa dijadiin sahabat, saudara, temen berantem, panutan, apalagi ya?? Pokoknya I’m so lucky to have you, Jeng ^^ Oh iya, ajeng itu bagian dari “Abal Ical”


2.      Siti Tiara Genelia Yumpita Putri
Kak Tiara… (dia lebih muda dari aku loh). Pada bingung ya kenapa aku manggilnya “kak” ? kita kenal karena sama-sama ikut PRAMUKA. Kak tiara tuh PRAMUKA sejati (eleh). Mantan pacar sama mantan gebetannya banyak banget. Namanya sama-sama panjang kayak aku. Orangnya sedikit sengak a.k.a belagu (kalo belom kenal) tapi in fact Kak Tiara itu orangnya asik banget, ceplas ceplos ( no basa basi ), kadang tomboy tapi kadang juga feminim. Tergantung moodnya dia sih kayaknya wkwkwk (kidding kak). Sebenernya sih nggak pernah nyangka kalo bakal sahabatan sama dia. Jelas-jelas nggak pernah satu sekolah, ketemu juga nggak pernah, cuman ketemu pas sama-sama kegiatan. Intinya, aku nggak tahu kenapa bisa kenal terus sahabatan sama dia. Tapi.. aku seneng banget bisa kenal sama kak tiara. Kak tiara tuh nyambung banget kalo diajak cerita apalagi kalo yang diceritain itu topik yang dia suka (beh..rumpi banget deh jadinya). Kak tiara juga bagian dari “Abal Ical” loh.


3.      Afifah Astarini
Calon Dokter Gigi nih. Panggilannya Kak Fifah (lebih muda dari aku juga) tapi karena dia pinter jadi dia kakak tingkat aku. Kita juga nggak pernah satu sekolah. Lagi-lagi kita kenal karena sama-sama ikut PRAMUKA. Nggak tahu juga awal mula temenan sama Kak Fifah gimana hehe. Kak Fifah itu orangnya loyal banget, pinter, ramah, humble, easy going banget, apa adanya. Rumahnya paling jauh diantara anggota “Abal Ical” lainnya. Iyap.. kak Fifah juga bagian dari “Abal Ical” . Well, walaupun nggak pernah satu sekolah, ketemu cuman pas sama-sama kegiatan doang tapi kita tetep bisa sahabatan. Dia sahabat yang super duper bisa bikin kangen orang. Soalnya Kak Fifah tuh orangnya penyayang banget, jadi kalo kumpul sama dia tuh rasanya kayak “nice time” banget deh. Cepet lulus yaa, kak kuliahnya. Cepet jadi dokter Gigi^^


4.      Putri Agustia N R
Panggilannya Yayak. Yayak itu satu sekolah sama Ajeng pas SD. Jadi ceritanya, yayak itu temenan sama Ajeng dan sama-sama ikut PRAMUKA juga. Pas SMA, kita kenal Yayak. Kita sering ngajak Yayak kumpul sama main bareng kita. Yayak itu anaknya kocak, baik banget, cantik manis, suaranya cempreng (kidding yak ^^), seru, heboh banget deh orangnya. Entah awalnya darimana lama-lama Yayak pun jadi bagian dari “Abal Ical”. Nah kalo “Abal Ical” ngumpul yang bikin rame ya Yayak. Dia bakalan ngomong terus sampe dia capek. Anaknya cerewet banget sumpeh. Tapi walaupun gitu, Yayak anaknya asyik dijadiin sahabat.. (tiba-tiba kangen cerewetnya, yayak -_-)


5.      Agus Saputra
“ Kak Agus “ kakaknya kita-kita nih. Dia paling tua diantara anggota “Abal-Ical” lainnya. Kak Agus itu orangnya asik, easy going, banyak temennya, “otaknya” kreatif banget, pinter nari juga, baik sih pasti, enak diajak cerita (apalagi kalo diajak curhat), orangnya tinggi apalagi ya?? Bingung mau nulis apaan lagi. Oh iya aku kenal sama kak Agus juga gara-gara “PRAMUKA”. Nggak panjang-panjang deh describe kak Agus-nya -_- intinya dia salah satu sahabat cowok terbaik deh!! Cepet cari pacar kak kalo belom punya, kalo udah cepetan nikah (biar adik-adikmu ini punya keponakan wkwk)


6.      Siswanto
Kak Sis, soulmatenya kak Agus nih. Orangnya lumayan pendiem (kalo belom kenal), baik + penyabar banget (sumpeh), kadang kocak, enak diajak sharing nih kak Sis, tegas (lumayan lah), jutek banget kalo moodnya lagi jelek. Dia lumayan “trauma” ngerjain ulang tahun orang wkwk (pernah ada kejadian yang bikin lumayan ngerasa kacau balau). Kayaknya sih jomblo soalnya nggak pernah denger kak Sis cerita tentang pacarnya sih -__- well, apapun statusnya dia sekarang, He’s also sahabat cowok terbaik!! Kak Sis bagian dari Abal Ical ya J


7.      M Maulaji Biopansy
“ Ajik “ , salah satu yang paling muda diantara kita ber-8 tapi badannya tinggi banget -_- Alumni Paskibraka Kota Palembang nih anak. Prestasinya lumayan banyak nih anak, dari Jumbara-Rainas-Paskibraka udah semua dia rasain. Perfect banget, jik!! Ajik itu orangnya cuek, baik pasti lah ya, nggak banyak ngobrol bareng dia sih ya -_- abis anaknya pendiem banget sih, kuliah di Poltek UNSRI nih anak, cepet lulus deh jik ^^ Ajik juga bagian dari Abal Ical loh


                             

To be continue…. J

4 Jan 2016

Aku dan Kau dalam Kenangan

0

Tidak apa kau menyesalinya tapi jangan berhenti di penyesalan itu, rasa yang tulus tak harus diungkapkan dengan memiliki satu sama lain, bukan?

Sudah lama sejak terakhir kali
Ku fikir aku telah melupakanmu
Ku fikir rasa itu telah pergi
Ya mungkin rasa itu memang telah pergi
Tapi tidak seutuhnya pergi
Kini, aku pun tersadar
Masih ada serpihan-serpihan rasa yang berhamburan di dalam hati ini
Mungkin aku terlalu sibuk hingga lupa untuk merapikan serpihan rasa itu
Atau mungkin aku yang memang tidak berniat merapikan serpihan rasa itu
Terlalu pedih untukku kembali merapikan serpihan rasa itu
Serpihan rasa itu terlalu sakit untuk ku buang
Inginku menyimpan baik-baik serpihan rasa yang masih tertinggal ini
Kau adalah yang pertama mengajarkan aku tentang artinya kehilangan
Kau juga adalah yang pertama mengajarkan aku tentang artinya ketulusan
Dan ternyata kau juga yang pertama mengajarkan aku tentang keegoisan
Keegoisan yang membuat sebuah kebersamaan menjadi hilang seketika
Bukankah seharusnya aku menerima kesempatam kedua yang dulu pernah kau berikan?
Bodoh. Aku telah menyia-nyiakan kesempatan kedua yang telah kau berikan
Mungkin memang kita tak bisa bersama
Atau aku yang terlalu bodoh hingga tidak bisa melihat kau
Kini aku pun hanya bisa melihatmu dalam kenangan
Terimakasih telah mau menjadi bagian dari kenangan indah dalam hidupku,


~Aku dan kamu kini hanya sebuah kenangan~